LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
I. Nomor Percobaan : II
II. Nama Percobaan : Analisa Kualitatif Gugus Fungsi Alkena
III. Tujuan Percobaan: Untuk menentukan ketidakjenuhan (adanya ikatan rangkap) pada suatu senyawa.
IV. Dasar Teori :
Alkena merupakan
suatu senyawa hidrokarbon alifatik yang memiliki satu buah ikatan rangkap
antara atom karbonnya. Ikatan rangkap pada senyawa alkena tidak terdiri dari
dua buah ikatan yang sam. Akan tetapi, ikatan rangkap tersebut terdiri dari
ikatan sigma dan ikatan pi.
Atom karbon yang
berikatan rangkap pada alkena berada dalam keadaan hibridisasi sp2.
untuk membentuk orbital ikatan sp2, karbon menghibridisasi orbital
2s-nya hanya dengan dua orbital 2p-nya. Satu orbital atom karbon tetap tak
terhibridisasi. Karena tiga orbital atom digunakan untuk membentuk orbital sp2,
maka dihasilkan tiga orbital hibrida sp2. Masing-masing orbital sp2
mempunyai bentuk yang sama seperti orbital sp3 dan mengandung satu
electron yang dapat digunakan untuk ikatan.
Tiga orbital sp2
sekeliling inti karbon terletak sejauh mungkin yang satu dari yang lain yaitu,
orbital sp2 terletak pada bidang sudut 120° (secara ideal) di antaranya. Suatu atom karbon terhibridisasi sp2
dikatakan karbon trigonal (tri sudut). Dua atom karbon sp2
dapat digabung oleh ikatan sigma yang terbentuk karena tumpang tindih satu
orbital sp2 dari masing-masing atom karbon. Orbital p yang
terhibridisasi dengan orbital s masih menyisakan satu orbital p yang tetap
tidak terhibridisasi. Setiap orbital p mempunyai dua cuping, satu di atas
bidang sigma dan yang lain (dengan amplitudo yang berlawanan) di bawah bidang.
Setiap orbital p mengandung satu elektron. Bila elektron p ini menjadi
berpasangan dengan orbital molekul ikatan, maka energi sistem akan turun.
Karena orbital p ini berdampingan di dalam molekul senyawa alkena, ujung
orbital tidak dapat saling tumpang tindih lewat sisinya. Hasil dari tumpang tindih
sisi terhadap sisi ini inilah ikatan pi ()-suatu orbital molekul ikatan yang menggabungkan dua karbon
terletak di atas dan di bawah ikatan sigma.
Setiap atom karbon
yang terikat pada tiga atom lain adalah dalam keadaan hibrida sp2.
Dalam senyawa stabil, orbital p pada karbon sp2 harus tumpang tindih
dengan orbital p dari atom karbon yang berdekatan, yang dapat berupa atom
karbon lain suatu atom dari unsur lain.
Sifat fisika dari
senyawa alkena praktis identik dengan alkena induknya. Tabel berikut
mencantumkan titik didih beberapa senyawa alkena.
Nama
|
Struktur
|
Titik didih (°C)
|
Etena (etilena)
|
CH2=CH2
|
-102
|
Propena (propilena)
|
CH3CH=CH2
|
-48
|
Metil propena (isobutilena)
|
(CH3)2C=CH2
|
-7
|
1-butena
|
CH2=CHCH2CH3
|
-6
|
1-pentena
|
CH2=CHCH2CH2CH3
|
30
|
Alena
|
CH2=C=CH2
|
-34,5
|
Isoprena
|
CH2=C(CH3)CH=CH2
|
-34
|
Titik didih deret
homolog alkena naik kira-kiran 30° tiap
gugus CH2. Kenaikan ini sama dengan yang diamati pada deret homolog
alkana. Seperti dengan alkana, percabangan menurunkan titik didih itu.
Meskipun alkena
dianggap nonpolar, mereka sedikit lebih mudah larut dalam air dibandingkan
dengan alkana padanannya, sebab elektron ikatan pi (), yang agak terbuka itu, ditarik oleh hidrogen (dari air)
yang bermuatan positif parsial (sebagian).
(Fessenden&Fessenden : 1986)
Ikatan yang
terdapat pada alkena memang merupakan ikatan yang lebih kuat dari pada ikatan
tunggal. Namun, ikatan rangkap dua ini tidak dua kali lebih kuat. Karena ikatan
pi (bentuk ikatan kedua dari ikatan rangkap dua) merupakan ikatan yang lebih
lemah dari pada ikatan sigma. Oleh karena itu, ikatan pi () menjadi bersifat lebih mudah diserang oleh reagen yang
cocok, bahkan pada kondisi biasa. Bentuk reaksi yang dialami oleh ikatan pi () ini adalah reaksi adisi di mana atom karbon tidak jenuh
menjadi atom karbon jenuh. Alkena lebih reaktif dari pada alkana.
Reaksi adisi yang
dialami ada bermacam-macam, antara lain: adisi oleh hidrogen, adisi oleh
halogen hallida, adisi oleh aird dan adisi asam sulfat.
Alkena dapat
tereduksi oleh adisi hidrogen pada ikatan rangkap dua membentuk alkana.
Contohnya ketika alkena dilewatkan kepada katalis nikel pada suhu 150°, alken tereduksi menjadi alkana.
H2C = CH2 + H2 ® CH3CH3
Halogen juga dapat
mengadisi ikatan rangkap dua alkena membentuk dihalida
H2C = CH2 + Cl2 ® CH2Cl – CH2Cl
H2C = CH2 = Br2 ® CH2Br – CH2Br
(Donal O’Leary. 2000. Alkenes. www.ucc.ie)
Adisi hidrogen
halide pada alkena membentuk alkil halida sering digunakan sebagai reaksi
sintesis. Biasanya gas HX dialirkan ke dalam larutan alkena itu (larutan pekat
hidrogen halida dalam air akan menghasilkan campuran produk, karena air dapat
pula mengadisi ikatan rangkap). Reaktivias HX dalam reaksi ini adalh HI >
HBr > HCl > HF. Asam terkuat (HI) bersifat paling reaktif terhadap
alkena, sedangkan asam terlemah (HF) adalah yang paling tidak reaktif.
Suatu hidrogen
halide ikatan H – X yang sangat polat dan dapat dengan mudah melepaskan H+
kepada ikatan pi () suatu alkena. Hasil serangan H+ adalah suatu
karbokation antara, yang cepat bereaksi dengan ion negatif halida dan
menghasilkan suatu alkil halida. Karena serangan awal dilakukan oleh suatu
elektrofil, maka adisi HX kepada suatu senyawa alkena disebut sebagai adisi
elektrofilik.
Asam sulfat menjalani
adisi kepada suatu alkena tepat seperti hidrogen halida. Produknya ialah suatu
alkil hidrogen sulfat, yang dapat digunakan untuk mensintesis alkohol atau
eter.
Dalam suatu larutan
asam kuat (seperti H2SO4 dalam air), air mengadisi suatu
ikatan rangkap dan menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrasi suatu
alkena.
Kedua reaksi
tersebut di atas berlangsung dalam dua tahap, tepat sama dengan adisi hidrogen
halida. Tahap pertama adalah protonasi alkena dan menghasilkan suatu
karbokation. Tahap kedua adalah adisi suatu nukleofil ke karbokation itu.
Reaksi hidrasi
alkena adalah kebalikan dari reaksi dehidrasi alkohol. Produk-produknya
bergantung pada kondisi yang digunakan dalam percobaan.
Selain menjalani
reaksi adisi, alkena juga menjalani reaksi oksidasi. Oksidasi alkena dengan
kalium permanganat (KMnO4) dapat digunakan untuk membentuk senyawa
diol. Kalium permanganat yang digunakan dalam bentuk larutan basa dan dingin
(meskipun biasanya reagensia ini memberikan rendemen yang rendah). Skema reaksi
berikut menunjukkan bagaimana reaksi oksidasi suatu senyawa alkena dengan
oksidator kalium permanganat (KMnO4) berlangsung. Senyawa alkena
yang dicontohkan dalam contoh dibawah ini yaitu etena. Produk dari reaksi
oksidasi ini adalah suatu senyawa diol yaitu 1,2-etanadiol.
Selama proses
oksidasi, warna ungu dari kalium permanganat akan hilang, dan hal ini dijadilan
sebagai uji ketidakjenuhan (adanya ikatan rangkap) dan dikenal sebagai tes
Baeyer. Uji Baeyer untuk ikatan rangkap sekalipun telah digunakn secara luas,
mempunyai kekurangan yang serius; gugus apa saja yang mudah dioksidasi
(aldehida, alkena, alkuna) akan menunjukan hasil positif.
(Fessenden&Fessenden : 1986)
Senyawa alkena
banyak dimanfaatkan dalam industri. Senyawa-senyawa alkena umumnya digunakan
sebagai bahan baku
dalam dunia industri tersebut. Di antaranya dimanfaatkan sebagai bahan baku di dunia industri
farmasi, plastik dan insektisida. Beberapa contohnya : etena digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan polietena dan senyawa
organik intermediet (produk antara) seperti klor (vinil klorida) dan stirena;
propena digunakan sebagai bahan baku
untuk membuat peralatan memasak; butadiene melalui reaksi polimerisasi akan
membentuk polibutadiena (karet sintesis). Polibutadiena murni bersifat lengket
dan lemah sehingga digunakan sebagai komponen adhesif dan semen. Agar lebih
kuat dan elastis, polibutadiena dipanaskan dengan belerang melalui proses
vulkanisir. Rantai-rantai polibutadiena akan bergabung melalui rantai belerang.
Setelah itu, zat kimia seperti karbon dan pigmen ditambahkan untuk membentuk
karakteristik yang diinginkan.
(Sari Fadilla. 2009. Kegunaan alkena.http://kimia.upi.edu).
V.
Alat dan Bahan
a. Alat
- Rak dan tabung
reaksi
- Pencapit tabung
reaksi
- Gelas ukur
- Botol semprot
- Penangas air
b. Bahan
- Alkena dan
alkuna
- Etanol
- KMnO4
- Br dalam CCl4 ( air brom 2 %)
- Air
VI. Prosedur
1.Tes Bromine
Masukkan 1 ml
larutan yang akan dianalisa kedalam tabung reaksi
|
Tambahkan air
brom setetes demi setetes sambil digoyang. Holangnya warna air brom
menunjukkan tes yang positif
|
2. Tes Beyer
Masukkan 1 ml
larutan yang akan dianalisa kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml air atau
etanol
|
3. Reaksi dengan H2S04 Pekat
Kedalam tabung
reaksi masukkan 1 ml asam sulfat pekat dan tambahkan 3 tetes larutan yang
akan dianalisa kemudian aduk perlahan.
|
Jika senyawa
larut atau timbul warna atau terjadi perubahan temperature (timbul panas)
bearti senyawa yang dianalisa positif (senyawa tidak jenuh)
|
VII. Pertanyaan Prapraktek
- 1. Jelaskan pengertian analisa?
- 2. Apa yang dimaksud dengan senyawa jenuh dan senyawa tidak jenuh serta berikan contoh nya?
- 3. Jelaskan sifat – sifat alkena?
Jawaban:
- 1. Analisa dapat diartikan sebagai penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan didalam suatu sampel.
- 2. Senyawa jenuh dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang didalam struktur rantainya hanya terdapat ikatan tunggal atau ikatan sigma.Contoh dari senyawa jenuh ini antara lain: C4H10, C5H12, C6H14. Senyawa tak jenuh dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang didalam strukturnya terdapatan ikatan rangkap atau ganda (ikatan sigma dan ikatan phi). Contoh dari senyawa tak jenuh antara lain: C2H4, C3H6, C4H8
- 3. Sifat – sifat dari alkena: a. tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic b. lebih reaktif dari pada alkana c. dapat mengalami reaksi adisi pada ikatannya d.titik didih semakin tinggi pada struktur rantai panjang dan bila bercabang titik didih cendrung rendah
VIII. Sifat fisik dan kimia bahan
a. Alkana
Tidak larut dalam air
Semakin banyak jumlah atom carbon
titik didih semakin tinggi
Mengalami reaksi eliminasi
Bersifat non-polar
Mudah menguap
b. Alkena
Tidak larut dalam air tetepi larut
dalam pelarut organik
Polimerasi
Mengalami reaksi adisi
Polarisasi lemah
c. H2SO4
Viskositas 26,7
Berupa cairan bening
Tidak berwarna
Tidak berbau
Massa jenis rendah
Bersifat hidroskopis
Berupa asam kuat
d. Etanol
Tidak berwarna
Titik didih 350o C
Salah satu alcohol primer
Reaksi terdapat pada gugus
hidroksil
IX. Data Hasil Pengamatan
a. Tes
Beyer
NO
|
NAMA ZAT
|
PENGAMATAN
|
KETERANGAN
|
I.
|
Sikloheksen
|
Warna reagen memudar
|
Tes positif
|
2.
|
n-heksan
|
Warna reagen tetap unggu
|
Tes negatif
|
b. Reaksi
dengan H2S04
NO
|
NAMA ZAT
|
PENGAMATAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
sikloheksen
|
Sampel larut
|
Tes positif
|
2.
|
n-heksan
|
Sampel Tidak larut, tidak terjadi
perubahan suhu
|
Tes negatif
|
X. Pertanyaan Pasca
Praktek
1. Jelaskan perbadaan panjang ikatan rangkap dua dan pada alkena dan
senyawa aromatic?
2. Bagaimana reaksi adisi dan eliminasi pada alkena?
3. Bagaimana menghasilkan suatu alkena?
4. Tuliskan pemanfaatan alkena pada masyarakat?
Jawab:
1. Pada alkena, ikatan phi
terlokalisasi sedangkan pada senyawa aromatik ikatan phi terdelokalisasi yang
memberikan kestabilan paa senyawa aromatic.
2. Senyawa alkena tidak
mengalami reaksi eliminasi. Reaksi adisi pada alkena dapat terajadi karena
adanya electron phi yang tidak terlindungi oleh orbital katan phi. Hal ini
mengakibatkan ketika ada elektrofilik, electron ini akan tertaruik padanya dan
menghasilkan sebuah karbokation yang dengan cepat akan bereaksi dengan suatu
nukleofil. Dengan demikin, dalam adisi alkena ikatan phi nya terputus untuk
membentuk dua ikatan sigma yang baru.
3. Suatu alkena dapat diperoleh atau disintesis dari eliminasi
alcohol ataupun eliminasi alkil halide atau dapat dengan hidrogenasi suatu
senyawa alkuna.
4. Pemanfaatan alkena dpada masyarakat diantaranya adalah bahan baku
plastic dan bahan baku alcohol.
XI. Pembahasan
Pada percobaan kali
ini praktikan melakukan percobaan mengenai analisa kualitatif gugus fungsi
alkena. Bicara mengenai analisa dalam percobaan dapat diartikan sebagai
kegiatan penyelidikan untuk mencari susunan persenyawaan dari suatu sampel,
dimana pada percobaan ini sampel yang digunakan antara lain n- heksan dan
larutan sikloheksan.
Analisa yang kita
gunakan dalam percobaan ini merupakan analisa kualitatif. Analisa kualitatif
ini diartikan sebagai analisa yang digunakan dalam laboratorium berdasarkan hal
yang Nampak oleh indera, seperti kelarutan, warna, baud an endapan, serta pada
percobaan ini praktikan melarutkan sampel dengan perbandingan pelarut atau zat
terlarut yang tidak mementingkan kuantitas suatu sampel. Artinya analisa
kuantitatif tidak berlaku pada percobaan ini. Analisa kuantitatif ini diartikan
sebagai analisa dalam laboratorium yang berdasarkan pada kuantitas sampel yang
digunakan dan dihitung melalui perhitungan secara stoikiometri yang nantinya akan
didapat data berupa angka.
Pada percobaan tes
bayer praktikan menganalisa sampel (alkena berupa sikloheksen dan n-heksen)
dengan mereaksikan kedua larutan ini dengan larutan kalium permangat yang
berwarna ungu. Setelah direaksikan didapatkan pada larutan n-heksan yang telah
ditambahkan larutan kalium permangat, warna ungu dari larutan kalium permangat
atau KMnO4 tetap berwarna ungu artinya tes ini negative atau tidak mengandung
gugus alkena. Sedangkan pada larutan sikloheksan yang sudah ditambah dengan
larutan kalium permangat, ternyata didapatkan warna ungu kalium permangat
memudar artinya tes ini positif atau mengandung gugus alkena.
Pada tes dengan
larutan H2SO4 atau asam sulfat pekat dan larutan n-heksan, didapatkan hasil
atau pengamatan bahwa larutan n-heksan yang ditambahkan H2SO4 tidak larut dan
tidak terjadi perubahan suhu atau temperature pada larutannya. Sedangkan pda
larutan sikloheksan yang ditambahkan larutan asam sulfat didapatkan hasil atau
pengamatan bahwa sikloheksan larut dalam asam sulfat.
Bahan – bahan yang
kita gunakan dalam percaobaan antara lain, etanol, air, larutan kalium
permangat, larutan asam sulfat, sikloheksan dan n- heksan. Fungsi dari etanol
dan ari ini sebagai pelarut pada saat melakukan percobaan tes bayer. Larutan
kalium permangat berfungsi sebagai reagen dalam percobaan atau es bayer.
Larutan asam sulfat pekat merupakan asam kuat yang berfungsi sebagai katalis.
Dan terakhir sikloheksan sebagai sampel untuk analisis kandungan suatu senyawa
alkena dan n- heksan juga berfungsi sebagai sampel pembanding.
Pada percobaan ini
praktikan dituntut untuk dapat menganalisis atau menentukan apakan suatu sampel
itu mengandung gugugs fungsi alkena atau tidak, hal ini dapat kita lakukan
dengan cara seperti tes dengan larutan bromine, apabila sampel mengandung gugus
fungsi alkena, maka warna larutan bromine akan hilang. Dapat juga dilakukan
dengan tes bayer atau menambahkan larutan kalium permangat kedalam sampel,
apabila sampel mengandung gugus funsi alkena, maka warna dari kalium permangat
akan hilang atau memudar. Cara lain yang dapat kita lakukan dengan menambahkan
larutan asam sulfat sulfat pekat kedalam sampel, bila sampel ini larut dalam
larutan asam sulfat dan mengalami perubahan suhu atau temperature, maka sampel
ini positif mengandung gugus fungsi alkena.
Berbicara mengenai
alkena, alkena ini merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh dan hidrokarbon
alilik. Hidrokarbon ini sendiri dapat diartikan sebagai senyawa yang memiliki
atau tersusun dari unsure karbon (C), oksigen (O) dan hydrogen (H) dan
terkadang tersusun oleh unsure nitrogen (N) dan sulfur (S). Definisi dari
alkena itu sendiri merupakan senyawa hidrokarbon yang kekurangan dua atom
hydrogen dan mempunyai ikatan rangkap antar atom karbonnya.
Alkena merupakan
hidrokarbon tak jenuh, artinya pada struktur rantaninya terdapat ikatan rangkap
dua diantara atom karbonnya. Contoh alkena jenis ini antara lain sampel yang
kita gunakan : sikloheksan. Sedangkan sampel yang satu lagi (n- heksan)
merupakan contoh dari hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon jenuh ini diartikan
sebagai suatu senyawa yang hanya memiliki ikatan tunggal pada struktur
rantainya.
Suatu alkena dapat
didapatkan dengan cara-cara sintesis berikut, yang pertama kita dapat
menggunakan alcohol dan asam sulfat yang dinamakan eliminasi alcohol. Cara yang
kedua kita dapat menggunakan alkil
halida dan basa kuat. Cara yang terakhir kita dapat menggunakan senyawa alkuna
dengan cara hidrogenasi dimana pada proses ini alkuna di hidrogenasi dengan gas
hydrogen, maka senyawa alkena pun akan terbentuk.
XII. Kesimpulan
- Ikatan pi () merupakan kedudukan kereaktifan kimia dalam suatu molekul.
- Senyawa alkena dapat mengalami reaksi adisi.
- Reaksi adisi pada senyawa alkena memutus ikatan pi ().
- Senyawa alkena dapat mengalami reaksi oksidasi.
- Reaksi adisi alkena memiliki ciri khas yang dapat diamati secara kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Fadilla, Sari.
2009. Kegunaan alkena (online).http://kimia.upi.edu/bahanajar/kuliah_
web/2009/0703918/kegunaan.html. Diakses
tanggal 15 April 2011.
Fessenden &
Fessenden. 1986. Kimia Organik.
Jakarta : Erlangga.
O’Leary, Donal.
2000. Alkenes (online).http:// www.ucc.ie.
Diakses tanggal 13 April
2011.
0 komentar to Analisa kualitatif gugus fungsi alkena